Apa yang dimaksud dengan diagnosis kerja dalam praktik kedokteran keluarga?

Diagnosis kerja dalam praktik kedokteran keluarga adalah sebuah hipotesis awal atau dugaan sementara tentang penyakit atau kondisi medis yang mungkin dialami oleh seorang pasien.

Diagnosis ini dibuat oleh dokter keluarga berdasarkan informasi yang diperoleh dari anamnesis (wawancara dengan pasien), pemeriksaan fisik, dan mungkin juga hasil pemeriksaan penunjang awal.

Menurut Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Kedokteran keluarga adalah disiplin ilmu yang menggabungkan aspek medis dan sosial dalam memberikan perawatan kesehatan.

Selain memperhatikan masalah kesehatan fisik (biomedik) pasien, kedokteran keluarga juga secara khusus memperhatikan konteks pasien dan keluarganya.

Konteks ini mencakup empat pilar utama, yaitu komprehensif berkelanjutan, holistic, berpusat pada pasien, pendekatan keluarga.

Baca juga: Pernyataan yang sesuai dengan pendekatan model biopsikososial dalam penjelasan perkembangan penyakit adalah?

Mengapa diagnosis kerja penting?

  • Memandu pemeriksaan lebih lanjut: Diagnosis kerja membantu dokter untuk fokus pada pemeriksaan-pemeriksaan yang relevan untuk mengkonfirmasi atau menyingkirkan dugaan penyakit tersebut.
  • Memudahkan komunikasi: Diagnosis kerja memberikan gambaran awal tentang kondisi pasien kepada dokter lain yang mungkin terlibat dalam perawatan.
  • Memulai perencanaan pengobatan: Meskipun bersifat sementara, diagnosis kerja dapat membantu dokter untuk mulai mempertimbangkan pilihan pengobatan yang mungkin.

Bagaimana diagnosis kerja dibuat?

  • Anamnesis: Dokter akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan terkait keluhan utama pasien, riwayat kesehatan sebelumnya, riwayat keluarga, dan faktor risiko lainnya.
  • Pemeriksaan fisik: Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh untuk mencari tanda-tanda penyakit.
  • Pemeriksaan penunjang awal: Jika diperlukan, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan penunjang seperti tes darah, rontgen, atau EKG untuk mendapatkan informasi tambahan.

Baca juga: Mengapa identifikasi faktor internal dan eksternal pasien dianggap penting dalam kedokteran?

Contoh diagnosis kerja

  • Pasien datang dengan keluhan demam, batuk, dan pilek: Diagnosis kerja awal mungkin adalah infeksi saluran pernapasan atas.
  • Pasien mengeluh nyeri perut dan diare: Diagnosis kerja awal mungkin adalah gastroenteritis.
  • Pasien merasakan nyeri dada: Diagnosis kerja awal mungkin adalah angina atau serangan jantung.

Proses Membuat Diagnosis Kerja:

1. Pengumpulan Informasi:

Mengambil riwayat kesehatan lengkap, termasuk gejala yang dialami pasien, riwayat penyakit sebelumnya, dan faktor risiko yang relevan.

Melakukan pemeriksaan fisik untuk mencari tanda-tanda yang mendukung atau mengarahkan kepada suatu diagnosis.

2. Penyusunan Hipotesis

Berdasarkan informasi yang dikumpulkan, dokter membuat beberapa hipotesis tentang kemungkinan penyebab kondisi pasien.

3. Penyempitan Kemungkinan

Menggunakan pengetahuan klinis dan data yang tersedia, dokter mempersempit kemungkinan penyebab hingga mencapai satu atau beberapa diagnosis kerja.

4. Tindakan Awal

Merencanakan dan memulai pengobatan atau tindakan medis awal berdasarkan diagnosis kerja, sambil menunggu hasil tes lanjutan atau evaluasi lebih lanjut.

Diagnosis kerja bersifat sementara dan fleksibel, memungkinkan dokter untuk menyesuaikan rencana perawatan sesuai dengan informasi baru yang diperoleh selama proses diagnostik dan perawatan pasien.

Previous Post Next Post