Perpustakaan DIY Gaet Pengunjung dengan Rutin Gelar Bedah Buku

Komisi A DPRD melakukan benchmarking atau pembandingan mengenai pengelolaan perpustakaan di Dinas Arsip dan Perpustakaan (Arpus) Provinsi DIY pada Jumat (9/8/2024).

Pembandingan ini bertujuan untuk menjadi bahan masukan dalam penyusunan draf Raperda Perpustakaan yang akan merevisi Perda No 1/2014.

Rombongan Komisi A diterima langsung oleh Kepala Dinas Arpus DIY, Kurniawan.

Sekretaris Komisi A, Juli Krisdianto, menjelaskan bahwa benchmarking ini dilakukan untuk mengetahui standar pengelolaan perpustakaan yang baik.

Perpustakaan milik Pemprov DIY dipilih karena telah memiliki konsep pengelolaan yang efektif, terutama dalam meningkatkan minat baca masyarakat.

Kurniawan memaparkan bahwa peningkatan literasi masyarakat di DIY memiliki dampak besar pada berbagai sektor.

Salah satu strategi yang telah diterapkan adalah menjalin kemitraan dengan penerbit dan para pecinta buku.

Perpustakaan DIY rutin menggelar bedah buku setiap beberapa pekan dengan menghadirkan penulis, kurator, serta perwakilan lembaga pemerintah, termasuk anggota DPRD.

“Dalam satu tahun ada 120 kegiatan bedah buku dan untuk menarik semua kalangan pada saat bedah buku kami memiliki bermacam-macam tema. Dari ilmu ekonomi, sosial, pendidikan formal juga ada beberapa pengetahuan terkait UMKM diimbangi ilmu terapan kreativitas yang berguna untuk masyaraka selain bedah buku kami juga membagikan buku ke masyarakat,” ungkap Kurniawan, dikutip dari dprd.jatengprov.go.id (10/8/2024).

Dewi Ambarwati, Kepala Balai Layanan Perpustakaan, menambahkan bahwa penyelenggaraan perpustakaan di DIY diatur dalam Perda 1/2021.

Bahan pustaka dan informasi diperoleh melalui hibah dan pembelian, dengan koleksi yang terdiri dari bahan cetak dan digital.

Setiap tahun, Dinas Arpus menganggarkan pembelian bahan pustaka baru. Dinas Arpus juga mengelola serah simpan karya cetak dan karya rekam sebagai bagian dari bahan pustaka.

“Kami memiliki berbagai buku yang tersimpan di bank buku. Buku tersebut berasal dari sumbangan masyarakat yang kemudian disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan bahan bacaan hal tersebut berhasil menarik animo masyarakat untuk membaca buku alhasil untuk mencari kenyamanan membaca mereka mebuka pojok baca/ taman baca,” ujar Dewi.

Juli Krisdianto setuju bahwa untuk menarik minat baca dan kunjungan ke perpustakaan, diperlukan acara-acara yang menarik. Ia juga mencatat bahwa Perpustakaan DIY memiliki co-working space sebagai daya tarik tambahan.

“Konsep itu bisa kita tiru dan diaplikasikan di Jawa Tengah sebagai penarik animo masyarakat untuk membaca buku,” jelas Juli.

Sumber: dprd.jatengprov.go.id

Previous Post Next Post