Dunia seni Banyuwangi tengah berduka dengan kepergian perupa kenamaan Indonesia asal Banyuwangi, S. Yadi K.
“Banyuwangi kehilangan sosok seniman yang berdedikasi. Selamat jalan Pak Yadi, karya-karyamu akan selalu dikenang,” ungkap Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani setelah mengunjungi rumah duka di Jalan Widuri, Kelurahan Banjarsari, Kecamatan Glagah, Jumat (13/9/2024).
Di rumah duka, Ipuk disambut oleh istri almarhum, Khotimah Syam, bersama keluarga.
Kehadiran Ipuk bersama beberapa kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) juga ditandai dengan pembacaan tahlil.
Ipuk menjelaskan bahwa dirinya sudah cukup lama mengenal perupa dengan nama asli Supriyadi bin Kusnun tersebut.
“Banyak karya-karya beliau yang menginspirasi terutama bagi seniman-seniman muda di Banyuwangi, bahkan di Indonesia,” kenang Ipuk.
Ia juga menuturkan kekagumannya terhadap S. Yadi K, menyebutnya sebagai seniman yang sangat konsisten.
Bahkan dalam kondisi sakit, Yadi tetap berkarya. “Konsistensi dan dedikasi beliau menjadi inspirasi bagi kita semua,” tambahnya.
Ipuk juga menyebutkan bahwa ia memiliki dua lukisan karya S. Yadi K. Satu lukisan Gandrung dipajang di Pendapa Sabha Swagata Blambangan, sementara lukisan bertema panen padi dipasang di kediaman pribadinya.
“Banyuwangi kehilangan seniman dengan dedikasi luar biasa. Kita doakan agar amal ibadahnya diterima oleh Allah SWT. Karya-karya beliau adalah bagian dari amalnya,” ucap Ipuk.
Selain itu, Ipuk mengaku semakin terkesan saat berkunjung ke kediaman S. Yadi K, di mana terdapat banyak lukisan karya almarhum.
“Ada foto keluarga yang dilukis sendiri, foto beliau dan istri yang dilukis sendiri, ada juga foto anak-anaknya yang beliau lukis sendiri,” jelas Ipuk.
S. Yadi K meninggal dunia pada usia 66 tahun di RSUD Blambangan, Kamis pagi (12/9/2024).
Meskipun kesehatannya sudah lama menurun, pria kelahiran 6 Agustus 1958 itu tetap meluangkan waktu untuk melukis meski dalam kondisi yang kurang baik.