Banyuwangi Kini Punya 26 TPS3R, Langkah Besar Atasi Sampah Secara Berkelanjutan

TPS3R Sumberberas Kecamatan Muncar

TPS3R Sumberberas Kecamatan Muncar (Dok. Humas)

Pemerintah Kabupaten Banyuwangi semakin aktif dalam mengimplementasikan program pengelolaan sampah berkelanjutan.

Hingga saat ini, terdapat 26 Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) yang tersebar di beberapa kecamatan, termasuk di Muncar yang meraih predikat TPS 3R Terbaik Nasional.

Program ini bertujuan untuk mendukung kelestarian lingkungan dan mengurangi sampah dengan konsep 3R.

Banyuwangi menerapkan pendekatan komprehensif untuk pengelolaan sampah, dengan langkah-langkah seperti bank sampah, kolaborasi dengan pihak swasta, serta regulasi yang mendorong pengurangan sampah plastik.

Pemkab juga menetapkan kebijakan penanganan sampah sebagai prioritas, mencakup peraturan daerah, peraturan bupati, hingga Surat Edaran.

Hal ini bertujuan untuk menjadikan pengelolaan sampah sebagai salah satu indikator dalam evaluasi kinerja desa.

Plt Bupati Sugirah menekankan pentingnya perubahan perilaku dalam pengelolaan sampah, dengan melibatkan masyarakat dan menggalakkan kampanye kesadaran lingkungan.

Selain itu, Pemkab Banyuwangi juga mendirikan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) khusus persampahan untuk mendukung upaya pengelolaan sampah ini.

“Kami juga aktif berkolaborasi dengan beberapa pihak untuk menangani sampah termasuk didukung aktif warga pegiat persampahan. Banyuwangi juga mendapat dukungan dari pemerintah Norwegia dalam pembangunan TPS 3R Tembokrejo dan di Balak,” ujar Sugirah.

Dengan beroperasinya TPS3R Balak dan Muncar, Banyuwangi kini mampu mengolah puluhan ton sampah per hari.

TPS3R Balak memiliki kapasitas 84 ton per hari dan melayani lebih dari 55.000 rumah tangga, sedangkan TPS3R Muncar rata-rata mengolah sampah hingga 25 ton per hari dengan residu hanya sekitar 2 ton per hari.

Banyuwangi juga bermitra dengan NGO Sungai Watch untuk membersihkan sampah di perairan dengan jaring penghalang, serta berencana mendirikan pabrik pengolahan plastik dengan dukungan Norwegia.

Dwi Handayani, Plt. Kepala Dinas Lingkungan Hidup, menjelaskan bahwa TPS3R menjadi solusi efektif dalam mengelola sampah di tingkat lokal.

Pemkab juga bekerja sama dengan Project STOP, yang mendukung pembangunan TPS3R Bio Mandiri Lestari dan TPS3R Sidoayu di Kecamatan Muncar.

"Kami terus berupaya mengurangi sampah dengan prinsip 3R melalui pembangunan TPS3R," ujarnya.

TPS3R Bio Mandiri Lestari yang berkapasitas 20 ton per hari melayani empat desa, bahkan berhasil mengekspor plastik ke Austria, Kanada, dan Malaysia, sekaligus memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar.

TPS3R ini meraih penghargaan nasional dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Sementara itu, TPS3R Sidoayu melayani enam desa dengan kapasitas pengolahan 25 ton per hari, dilengkapi sarana prasarana pengangkutan sampah dari Pemkab.

Untuk memperluas kapasitas pengelolaan sampah, Banyuwangi juga tengah membangun Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) di Desa Karetan dengan kapasitas 167 ton per hari untuk melayani delapan kecamatan. Di wilayah utara, Pemkab merencanakan pembangunan TPST dan TPA Wongsorejo dengan sistem RDF (Refuse Derived Fuel), yang akan dibangun di atas lahan 15 hektar dan mampu menampung hingga 500 ton sampah per hari.

Langkah-langkah ini menunjukkan komitmen Banyuwangi untuk mencapai pengelolaan sampah berkelanjutan, seiring dengan upaya mendorong partisipasi masyarakat dalam menjaga lingkungan yang bersih dan sehat.

Previous Post Next Post