humanisme renaisans (pexels) |
Aliran demokrasi yang membangkitkan kembali kejayaan Yunani kuno pada akhir Abad Pertengahan di Eropa adalah humanisme renaisans.
Humanisme renaisans menekankan nilai-nilai demokrasi, kebebasan individu, dan keterlibatan masyarakat, menginspirasi gagasan-gagasan demokratis yang merujuk pada prinsip-prinsip klasik Yunani tentang partisipasi warga negara dalam pemerintahan.
Humanisme renaisans muncul sebagai respons terhadap sistem feodal yang mendominasi Eropa selama Abad Pertengahan, di mana kekuasaan sering terkonsentrasi pada kaum bangsawan dan gereja.
Para pemikir renaisans terinspirasi oleh karya-karya filsuf Yunani kuno seperti Plato dan Aristoteles yang mendukung peran masyarakat dalam pengambilan keputusan politik.
Mereka menyoroti pentingnya kebebasan berpikir, penghargaan terhadap hak-hak individu, dan keterlibatan aktif dalam kehidupan publik.
Aliran ini membawa kembali gagasan tentang kedaulatan rakyat, yang akhirnya mengarah pada berkembangnya bentuk pemerintahan demokrasi di Eropa.
Dengan kembalinya nilai-nilai Yunani kuno ini, muncul keyakinan bahwa individu memiliki peran dan suara penting dalam pemerintahan dan masyarakat.
Ide-ide seperti kebebasan berekspresi, hak asasi, dan kesetaraan mulai diperjuangkan, menantang sistem hierarki yang kaku.
Gerakan ini pun membuka jalan bagi perkembangan sistem demokrasi modern, yang menghargai partisipasi rakyat dalam pemerintahan, seperti yang kita kenal saat ini.
Humanisme renaisans akhirnya menjadi landasan bagi banyak reformasi politik dan sosial yang terjadi di Eropa pada abad-abad berikutnya.