Viral Pelajar Tidak Bisa Menjawab Pertanyaan Dasar Tentang Lembaga Negara, Begini Komentar Pakar Unesa

Martadi, Wakil Rektor Unesa

Martadi, Wakil Rektor Unesa (unesa.ac.id)

Viral sebuah video di media sosial menampilkan bagaimana kualitas pelajar Indonesia saat ini yang tidak mampu menjawab pertanyaan dasar tentang lembaga negara.

Pakar pendidikan dari Universitas Negeri Surabaya (UNESA), Martadi, mengungkapkan keprihatinan atas fenomena tersebut.

Martadi menilai bahwa ketidakmampuan siswa dalam menjawab pertanyaan sederhana, seperti kepanjangan dari MPR atau menyebutkan ibu kota Jawa Timur dan Jawa Barat dalam video viral tersebut, memunculkan sejumlah pertanyaan.

Menurut Martadi, rendahnya pemahaman pelajar terhadap pengetahuan umum menunjukkan bahwa ada sesuatu yang perlu dibenahi dalam sistem pendidikan, terutama dalam kurikulum.

Ia menyarankan refleksi lebih lanjut untuk memastikan pengetahuan dasar tidak terabaikan oleh pelajar.

"Itu barangkali yang harus kita lakukan refleksi tentang sistem pendidikan kita, khususnya terkait kurikulum dan cara pembelajaran kita," ungkapnya, Minggu, 6 Oktober 2024.

Martadi, yang juga Wakil Rektor IV UNESA Bidang Perencanaan, Pengembangan, Kerja Sama, dan Teknologi Informasi dan Komunikasi, menekankan bahwa meskipun konsep Kurikulum Merdeka secara teori bagus, hasilnya belum optimal tanpa komitmen, sarana-prasarana yang memadai, dan perubahan mindset.

"Kurikulum secara konsep baik, karena di lapangan tidak dikawal dengan baik, lalu anak-anak kehilangan arah belajarnya. Sementara di sisi lain para guru kesulitan karena tidak ada rujukan yang jelas," tambahnya.

Ia juga mengamati bahwa absennya ujian nasional menyebabkan siswa kehilangan motivasi belajar secara maksimal.

Sebaliknya, sekolah cenderung memberi nilai yang tinggi agar siswanya dapat lolos ke jenjang berikutnya, meskipun standar penilaiannya berbeda-beda.

"Ini menurut saya perlu diatasi, kita harus berani membuat standar yang baru, yang memotivasi anak didik untuk belajar," ujarnya.

Martadi juga menekankan pentingnya penguatan identitas bangsa bagi para siswa.

Tanpa fondasi pengenalan terhadap bangsa sendiri, siswa bisa menjadi generasi yang lebih mengenal dunia luar tetapi gagap saat berbicara tentang negara sendiri.

"Ini menjadi persoalan serius bagi identitas dan keberlangsungan kita. Oleh sebab itu, menjadi penting hari ini dikuatkan kembali kepada anak-anak kita tentang jati diri ke-Indonesiaan kita. Saya menyebutkan Indonesian quotient," pungkasnya.

Sumber: unesa.ac.id

Previous Post Next Post