Peringatan Hari Pahlawan MI Darunnajah II (Dok. Sastrawacana.id) |
Dalam rangka memperingati Hari Pahlawan, MI Darunnajah II Banyuwangi menggelar lomba baca puisi bertema kepahlawanan dan mengundang veteran untuk berbagi cerita sejarah perjuangan Indonesia.
Acara ini diadakan untuk memperkenalkan sejarah pahlawan kepada siswa serta memotivasi mereka dalam meraih cita-cita, terinspirasi dari semangat para pahlawan.
Kegiatan yang berlangsung diikuti oleh 17 peserta dari kelas 1 hingga 6 sebagai bagian dari seleksi Porseni MI.
Acara dimulai dengan penyampaian sejarah perjuangan kemerdekaan oleh veteran Sekretaris LVRI, Suwadi, serta IGB Sudharma, seorang sastrawan realis dan veteran Seroja yang akan menerbitkan buku fiksi berlatar sejarah perang Timor Timur melalui Penerbit Lintang Banyuwangi.
Dalam penyampaian materinya, Suwadi menjelaskan bahwa veteran adalah Warga Negara Indonesia yang pernah tergabung dalam satuan bersenjata resmi dan berperang melawan negara asing demi mempertahankan kemerdekaan NKRI.
Veteran di MI Darunnajah II (Dok. Sastrawacana.id) |
Ia menekankan bahwa perang di Indonesia tidak hanya mengandalkan kekuatan senjata, tetapi juga taktik sosial seperti memahami bahasa dan adat istiadat lawan.
“Penjajahan bukan hanya bersenjata; penjajah juga membuat rakyat kita bodoh dan miskin. Di masa sekarang, mereka menggunakan teknologi komunikasi, dulu breaker untuk kontak, sekarang menggunakan dunia maya,” tutur Suwadi sambil mencontohkan dialog dengan bahasa daerah Timor Timur dalam percakapan tentang tanam jeruk dan panen kopi.
IGB Sudharma turut memberikan pesan kepada siswa MI Darunnajah II agar generasi muda rajin belajar agar menjadi pemimpin bangsa.
“Anak-anak harus rajin belajar dan pintar agar menjadi pemimpin bangsa yang meneruskan perjuangan kami, para veteran. Hormati orang tua dan guru, banyak membaca, serta mengikuti informasi dari radio, televisi, dan buku. Bangsa ini butuh generasi cerdas dan pekerja keras, bukan pemalas. Jangan tenggelam dalam HP hingga lupa belajar dan ibadah.”
Sudharma kemudian membacakan puisi "Pahlawan Tanpa Nama" yang ia tulis khusus malam sebelumnya.
Meskipun kondisinya kurang sehat, ia tetap semangat bertemu dengan para siswa, menyampaikan pesan perjuangan yang menginspirasi.
Kepala MI Darunnajah II, Majidah Himmah, S.Ag (anak KH Makshum Syafi'i) melalui Ketua Panitia, Miss Aida Aristia Dewi, S.Pd., berharap para siswa dapat memetik hikmah dari acara ini, salah satunya adalah meresapi semangat perjuangan para pahlawan.
Diharapkan, siswa memahami bahwa perjuangan tidak hanya dilakukan oleh para pahlawan masa lalu, tetapi juga bisa dilanjutkan oleh mereka di masa kini dengan berfokus pada pendidikan dan pengembangan diri.
Sebagai pelajar, mereka diharapkan menempuh pendidikan yang keras untuk mencapai prestasi akademis dan menjadi anak yang sholehah.
Kegiatan ini juga bertujuan memperkenalkan sejarah bangsa dan kisah perjuangan para pahlawan sehingga siswa menjadi lebih cinta dan bangga sebagai anak Indonesia.
Acara juga dirangkai dengan kegiatan keagamaan seperti hafalan Al-Qur'an, tahlilan di makam pahlawan yayasan seperti KH Harun dan KH Makhum Syafi'i yang dipimpin oleh Ustadz Nasrudin, S.Ag., lomba baca puisi, fragmen pantomim perobekan bendera biru, serta menyanyikan lagu nasional "Indonesia Pusaka."
Kepala Madrasah apresiasi terima kasih ke veteran serta siswi prestasi yang mengharumkan nama madrasah dalam event lomba EO Bina Vokalia di Disbudpar dan Komunitas Gotongroyong'45 di Masjid Al Hilal 2 bareng Sanggar Merah Putih'45, JRKBB-JRKI, IWAPI, UMKK Segoro'45 serta Sedulur Teraphys Blambangan yang didukung media Sastrawacana.id dan jurnalnews.
Sementara itu, Bung Aguk Darsono, juri lomba sekaligus anggota G2 Mastrip Jatim yang ayahnya ikut bertempur dalam peristiwa 10 November bersama Bung Tomo dan arek-arek Surabaya, berharap agar acara ini bermanfaat bagi siswa MI Darunnajah II.
Ia menegaskan bahwa momentum peringatan ini dapat memberikan inspirasi kepada siswa untuk terus memelihara semangat perjuangan dan memperkuat karakter diri sesuai cita-cita para pendiri bangsa.
“Semoga momentum ini dapat menginspirasi dan bermanfaat bagi semua pihak, serta semoga semangat perjuangan para pahlawan terus diteruskan oleh generasi muda Indonesia,” ujarnya.
Perayaan Hari Pahlawan ini melanjutkan tradisi peringatan Hari Sumpah Pemuda pada 28 Oktober yang lalu, di mana setiap kelas bersama paguyuban menampilkan kuliner, seni adat, busana Nusantara, dan drama bertajuk "Banyuwangi: Indonesia Mini" yang menggambarkan keberagaman dalam harmoni di Bumi Blambangan, sesuai semangat Bhinneka Tunggal Ika. (Q'Nin/AWN)