Penguatan Literasi Sastra, Prof. Elisabeth Nugraheni Resmi Dikukuhkan sebagai Guru Besar UNS

Prof. Dr. Rr. Elisabeth Nugraheni Eko Wardani, S.S., M.Hum

Prof. Dr. Rr. Elisabeth Nugraheni Eko Wardani, S.S., M.Hum (Dok. UNS)

Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta kembali mencatatkan sejarah baru dengan pengukuhan Prof. Dr. Rr. Elisabeth Nugraheni Eko Wardani, S.S., M.Hum., sebagai Guru Besar di bidang Pengkajian Sastra dan Pembelajaran Sastra.

Ketua Program Studi (Prodi) S2 Pendidikan Bahasa Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UNS ini menjadi Guru Besar ke-81 di FKIP dan ke-306 di UNS.

Upacara pengukuhan dilaksanakan dalam Sidang Terbuka Senat Akademik pada Senin (16/12/2024) di Auditorium G.P.H. Haryo Mataram UNS.

Dalam pidato pengukuhannya bertajuk “Peranan Pembelajaran Sastra untuk Menumbuhkan Keterampilan Abad 21 dan Upaya Pengembangannya sebagai Sastra Masuk Kurikulum,” Prof. Elisabeth menekankan pentingnya peran sastra dalam membentuk keterampilan abad 21.

Menurutnya, sastra tidak hanya memperkaya pengetahuan, tetapi juga membantu menumbuhkan nilai-nilai kemanusiaan, empati, dan multikulturalisme yang krusial di era Industri 4.0 dan Society 5.0.

“Pembelajaran dan literasi sastra diharapkan mengisi nilai afektif peserta didik dan membentuk pribadi baik pada peserta didik di sekolah dan di luar sekolah. Kebermanfaatan dari mengakrabi karya sastra, antara lain menumbuhkan nilai kemanusiaan, memperkaya pengalaman dalam kehidupan sosial dengan orang lain dari berbagai tingkat sosial dan status sosial, menumbuhkan nilai multikulturalisme dan meningkatkan pengetahuan budaya, mengembangkan cipta dan rasa, serta menunjang pembentukan watak. Melalui sastra peserta didik dapat pula melihat dunia dari berbagai sudut pandang” ujar Prof. Elisabeth.

Prof. Elisabeth menyoroti gagasan “Sastra Masuk Kurikulum” sebagai upaya pemerintah untuk mengintegrasikan sastra ke dalam pembelajaran formal.

Sastra, menurutnya, memiliki keunikan karena mampu menyampaikan nilai-nilai tanpa bersifat menggurui.

Melalui karya sastra, siswa dapat terhibur sekaligus memperoleh wawasan afektif yang membantu mengasah kreativitas, empati, serta kemampuan berpikir kritis.

“Penting untuk membangun kebiasaan literasi yang kuat pada anak-anak. Sekolah dapat pula memfasilitasi pertumbuhan literasi menulis peserta didik dengan membuat website sastra untuk menampung karya-karya tulisan peserta didik. Sekolah dapat pula memfasilitasi peserta didik dengan pembuatan e-majalah yang menampilkan karya sastra peserta didik, esai sastra peserta didik, artikel populer mereka, atau hasil apresiasi sastra mereka. Perlu pula diadakan kegiatan sastrawan masuk sekolah. Jika diperlukan, sekolah dapat mendirikan klub membaca yang berkegiatan rutin,” saran Prof. Elisabeth.

Pengukuhan Prof. Elisabeth mendapat sambutan positif dari Ketua Dewan Profesor UNS, Prof. Drs. Suranto Tjiptowibisono, M.Sc., Ph.D., yang mendukung pentingnya pendekatan kreatif dalam pembelajaran sastra.

Senada dengan itu, Rektor UNS, Prof. Dr. Hartono, dr., M.Si., menegaskan bahwa tanggung jawab seorang Guru Besar mencakup pengembangan pendidikan, pengabdian masyarakat, dan kontribusi nyata untuk bangsa.

Pengukuhan ini tidak hanya menandai pencapaian pribadi Prof. Elisabeth, tetapi juga menjadi momentum untuk mendorong sastra sebagai alat pendidikan yang strategis dalam membangun generasi yang berkarakter, kritis, dan kreatif.

Dengan pendekatan yang lebih terstruktur dan inovatif, UNS berharap dapat menjadi pelopor pengembangan pembelajaran sastra di Indonesia.

Sumber: UNS

Previous Post Next Post