"Rumah Ilalang" merupakan metafora yang melambangkan tempat berkumpulnya ilalang-ilalang, meskipun terlihat sederhana, namun memiliki keindahan dan keistimewaan tersendiri.
Ilalang, rimbun serta bunganya yang halus, menjadi pengingat bahwa keindahan sering kali muncul dari hal-hal yang sederhana, namun memiliki makna yang mendalam.
Begitu pula puisi-puisi dalam buku ini, yang bila dirangkai bersama-sama, menciptakan harmoni keindahan yang menyentuh rasa.
Rimbun Kata Teduhkan Rasa, sebuah frasa yang menjadi jiwa buku ini, lahir dari harapan bahwa setiap puisi yang tertuang mampu memberikan keteduhan dan kenyamanan bagi siapa saja yang membacanya.
Puisi-puisi ini adalah refleksi dari berbagai rasa: bahagia, duka, rindu, dan syukur. Puisi-puisi ini ditulis dengan harapan dapat menyapa hati pembaca, menggugah kenangan, dan menghadirkan kedamaian.
Buku ini penulis persembahkan teruntuk almarhum ayahanda tercinta, sosok yang menjadi teladan dalam mencintai dunia literasi.
Lewat kecintaannya dalam membaca dan menulis, menanamkan benih-benih semangat dan konsistensi sehingga karya ketiga dengan judul “Rumah Ilalang – Rimbun Kata Teduhkan Rasa” ini bisa terbit.
Dalam perjalanan menulis buku ini, penulis menyadari bahwa puisi adalah cara terbaik untuk merekam jejak perasaan.
Seperti halnya ilalang yang tumbuh liar di tanah yang luas, puisi-puisi ini lahir dari berbagai sudut pandang serta pengalaman.
Mereka adalah teman di saat sunyi, penghibur di kala sedih, dan penanda syukur di saat bahagia.
Semoga buku ini menjadi rimbunan kata yang mampu meneduhkan rasa, seperti rindang ilalang di bawah sinar senja.
Selamat membaca, dan semoga Anda menemukan keteduhan dan inspirasi dalam setiap bait yang tertuang.
Salam hangat,
Andi Budi Setiawan