Lokalatih Literasi Keterbukaan Informasi Publik bagi Penyandang Disabilitas (Dok. Sastrawacana.id) |
Sastrawacana.id - Sebagai bagian dari upaya peningkatan akses informasi publik, Dinas Komunikasi, Informatika dan Persandian Kabupaten (Diskominfo) Banyuwangi bersama United States Agency for International Development (USAID) Erat dan Yayasan Aura Lentera Indonesia menggelar kegiatan Lokalatih Literasi Keterbukaan Informasi Publik (KIP) bagi penyandang disabilitas, Selasa (17/12/2024).
Kegiatan yang digelar di Hotel Santika Banyuwangi ini juga menghadirkan berbagai komunitas difabel dan OPD.
Usai menyanyikan lagu kebamgsaan Indonesia Raya, dilanjut dengan doa bersama yang dipimpin oleh Ustaz M. Amir, seorang penyandang tuna daksa yang hadir menggunakan kursi roda.
Koordinator Provinsi USAID Erat Jawa Timur, Muhammad Ikhsan melalui Zoom Meeting menyampaikan apresiasi kepada segenap panitia serta Pemerintah Banyuwangi atas dukungan sehingga kegiatan dapat terselenggara dengan baik dan lancar.
lokalatih literasi untuk disabilitas (dok. Sastrawacana.id) |
"Saya ucapkan terima kasih kepada Kepala Diskominfo karena telah memfasilitasi dan mendukung kegiatan yang sangat berguna bagi teman-teman disabilitas," ucapnya.
Muhammad Ikhsan menegaskan bahwa keterbukaan informasi publik adalah hak dasar yang harus dijamin oleh negara.
Menurutnya, kegiatan ini tidak sekadar memberikan pengetahuan, tetapi juga membuka ruang berpikir, bertindak serta ketrampilan bagi penyandang disabilitas untuk menyuarakan kebutuhan mereka.
"Ini adalah momen yang istimewa karena memberi ruang kepada teman-teman penyandang disabilitas untuk mendapatkan hak setara dalam akses informasi publik. Saya harap ada keberlanjutan ke depan sehingga hasil rembug dapat menjadi evaluasi prioritas bersama antara pemerintah dan komunitas difabel” imbuhnya.
Lokalatih Literasi Keterbukaan Informasi Publik (Dok. Sastrawacana.id) |
Tak sampai di situ, ia juga menyampaikan apresiasi khusus kepada Fasilitator Pelayanan Publik USAID Erat distrik Besuki, Sri Rahayu Sugiartiningsih, penggagas acara yang disebutnya bekerja keras siang dan malam untuk memastikan kegiatan ini terwujud.
Kepala Dinas Kominfo Banyuwangi, Budi Santoso, S.Sos, M.Si membuka sambutannya dengan mengucapkan Selamat Hari Disabilitas Internasional kepada seluruh penyandang disabilitas.
Ia menegaskan jika pemerintah daerah berkomitmen untuk terus memperjuangkan kesetaraan akses informasi bagi penyandang disabilitas.
“Keterbukaan informasi publik merupakan hak seluruh warga, tanpa kecuali, sehingga semua dapat merasakan manfaatnya dalam berbagai hal,” ujar Budi.
Budi Santoso juga menuturkan jika Pemkab Banyuwangi terus berbenah dalam menghadirkan fasilitas, termasuk sarana dan prasarana yang ramah disabilitas.
Sebagai langkah nyata, Budi mengumumkan bahwa berbagai kegiatan besar Pemkab, termasuk perayaan Hari Jadi Banyuwangi (Harjaba) ke-253 pada tanggal 18 Desember 2024 akan dilengkapi dengan juru isyarat sebagai bentuk kepedulian terhadap penyandang disabilitas.
Tak sampai di situ, nantinya juga akan ada event-event yang melibatkan berbagai komunitas disabilitas, sehingga setiap insan yang ada di Banyuwangi memiliki kesetaraan serta hak yang sama.
Saat ini, Diskominfo sedang fokus kepada Keterbukaan Informasi Publik (KIP), sehingga setiap informasi yang ada di Banyuwangi dapat diterima oleh segenap masyarakat.
Lokalatih Literasi Keterbukaan Informasi Publik (Dok. Sastrawacana.id) |
Materi Literasi KIP dari Para Ahli
Setelah sesi sambutan, kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan materi dari para narasumber, diawali oleh Astrid, konsultan USAID Erat Jakarta sekaligus pakar keterbukaan informasi publik.
Dalam materinya yang disampaikan via Zoom Meeting dari Jakarta, Astrid memberikan pemahaman mendalam tentang hak-hak akses informasi bagi penyandang disabilitas.
Ia menekankan pentingnya memastikan informasi yang disediakan badan publik mudah dipahami oleh semua, termasuk difabel.
“Keterbukaan informasi bukan hanya sekadar memberikan data, tetapi memastikan informasi tersebut bernilai, dapat diakses, dan dimengerti oleh penerima,” kata Astrid.
Astrid juga mengapresiasi langkah Banyuwangi sebagai salah satu kabupaten yang melibatkan langsung penyandang disabilitas dalam forum formal seperti ini.
“Banyuwangi telah melakukan praktik baik yang patut ditiru kabupaten lain,” tambahnya.
Tak hanya itu, Astrid juga memaparkan bagaimana Undang Undang mengatur akses informasi, termasuk apa saja hak-hak yang dapat diterima oleh masyarakat.
Dijelaskan pula jika masyarakat dapat mengajukan permohonan untuk mengetahui informasi secara langsung ke Diskominfo, baik via online maupun manual dengan datang langsung ke kantor dinas.
Sosialisasi PPID Kominfo Banyuwangi (Dok. Sastrawacana.id) |
Dalam FGD yang dipandu Indah Catur Cahyaningtyas, pemateri selanjutnya, yakni M. Arif Fajartono, Hendy serta Nafi Ferdian, ST, MT, selaku pengelola website pemkab dan PPID dari Dinas Kominfo Banyuwangi kemudian memaparkan berbagai kanal informasi publik yang sudah tersedia.
Dari website PPID, media sosial, hingga kerja sama dengan radio komunitas berijin anggota JRKBB, Pemkab Banyuwangi berusaha menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
Nafi juga membuka kesempatan kepada peserta untuk memberi masukan agar platform informasi publik menjadi lebih ramah disabilitas.
“Saat ini kami telah mengembangkan PPID yang ramah disabilitas, nantinya kami mohon masukan dari teman-teman agar website menjadi lebih mudah diakses,” jelas Nafi.
Lokalatih USAID dan Kominfo (Dok. Sastrawacana.id) |
Nafi berharap agar lokalatih tidak berhenti hanya sampai sini saja, tapi ada dampak dan keberlanjutan bagi segenap peserta yang hadir.
“Semoga kegiatan ini tidak berhenti sebagai seremoni, melainkan ada tindak lanjut konkret yang melibatkan teman-teman difabel,” tuturnya ramah.
Arif menekankan bahwa masyarakat, termasuk penyandang disabilitas, memiliki hak penuh untuk mengajukan permintaan informasi sesuai UU KIP Nomor 14 Tahun 2008.
Materi disampaikan sekaligus praktik mengakses PPID yang diikuti oleh seluruh peserta, dibantu oleh pendamping masing-masing.
Terutama bagi tuna netra, Nurhadi Windoyo selaku Ketua Aura Lentera langsung mendampingi dan mengajarkan bagaimana mengakses PPID dan apa saja yang tertera di laman tersebut.
Praktik akses laman PPID (Dok. Sastrawacana.id) |
Dari praktik tersebut, banyak masukan serta saran dari para peserta disabilitas untuk Diskominfo agar laman PPID lebih mudah diakses, khususnya bagi tuna netra.
Di akhir acara, Sri Rahayu selaku penggerak inisiasi kegiatan ini menyampaikan melalui kegiatan ini, diharapkan penyandang disabilitas di Banyuwangi memiliki pemahaman yang lebih baik tentang keterbukaan informasi publik dan bagaimana mengaksesnya.
Bibit Sri Lestari (HWDI) dan Abdullah (Gergatin) menyambut baik lokalatih yang membuat para peserta jadi melek teknologi di era digital. Diharapkan ada pelatihan serta pendampingan berkelanjutan untuk bisa selancar di media sosial.
Penulis: Maulana Affandi/Aguk