Akademis

Peninggalan Kerajaan Kediri (Candi, Prasasti, Kitab)

Kerajaan Kediri atau yang sering disebut sebagai Kerajaan Panjalu ini berdiri pada tahun 1042 dan runtuh pada tahun 1222 di kota Daha, yang sekarang bernama Kediri, Jawa Timur.

Dalam sejarahnya, Kerajaan Kediri memiliki banyak peninggalan-peninggalan yang patut dilestarikan. Adapun peninggalan tersebut mulai dari kitab, prasasti, sampai candi.

Salah satu kitab peninggalan Kerajaan Kediri yang terkenal adalah kitab Kresnayana.

Kemudian, prasasti peninggalan Kediri yang cukup tersohor adalah prasasti jaring.

Sedangkan candi peninggalan Kerajaan Kediri yang dikenal sampai saat ini adalah Candi Penataran.

Candi Peninggalan Kerajaan Kediri

1. Candi Penataran

Candi Penataran berada di lereng Gunung Kelud bagian Barat Daya, tepatnya di utara Kota Blitar. Banyak yang mengatakan ika Candi Penataran adalah candi termegah di Jawa Timur.

Menurut sejarah, Candi Penataran dibangun saat masa kepemerintahan Raja Srengga hingga kepemerintahan Raja Wikramawardhana atau sekitar abad ke 12 hingga 14 Masehi.

2. Candi Mirigambar

Candi Mirigambar adalah candi peninggalan Kerajaan Kediri yang ditemukan di lapangan desa Mirigambar, Kec. Sumbergempol, Tulungagung, Jawa Timur.

Candi Mirigambar diperkirakan sudah ada sejak tahun 1214 Saka. Strukturnya terbuat dari batu bata merah, seperti halnya kebanyakan candi-candi yang ada di Jawa Timur.

3. Candi Tondowongso

Candi Tondowongso ditemukan di Desa Gayam, Kec. Gurah, Kediri-Jawa Timur pada tahun 2007. Jika dilihat dari gaya dan bentuk arca yang ditemukan di sekitar candi, dipercaya bahwa candi ini dibangun pada abad ke 9.

3. Candi Gurah

Candi Gurah ditemukan di Kec. Gurah, Kediri Jawa Timur. Candi ini ditemukan pada tahun 1957 dengan ukuran 9 meter x 9 meter.

4. Candi Tuban

Candi Tuban adalah salah satu peninggalah Kerajaan Kediri yang terkenal. Namun sayang, kini telah luluh lantah dan hanya tersisa pondasinya saja. Candi ini berjarak sekitar 500 meter saja Candi Mirigambar.

Prasasti Peninggalan Kerajaan Kediri

1. Prasasti Jaring

Prasasti Jaring adalah prasasti yang berada di Lodaya, tepatnya di Jaring, Kembangarum, Sutojayan, Blitar, Jawa Timur. Pertama kali ditemukan oleh Thomas Raffles.

Ukurannya mencapai 166 cm x 86 cm x 67 cm. Menurut keterangannya, prasasti Jaring dibuat pada tanggal 19 November 1181 yang berisi seputar keinginan dan harapan para penduduk sekitar.

2. Prasasti Kamulan

Prasasti Kamulan adalah prasasti yang menceritakan kisah berdirinya Kabupaten Trenggalek pada tanggal 31 Agustus 1194 tepatnya pada hari Rabu Kliwon.

Diperkirakan prasasti ini sudah ada sejak tahun 1194 Masehi pada masa pemerintahan Raja Ketajaya. Prasasti ini ditemukan di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur tepatnya di Desa Kamulan, Kecamatan Durenan.

3. Prasasti Galunggung

Prasasti Galunggung adalah prasasti peninggalan Kerajaan Kediri yang aksaranya terdapat ukiran aksara Jawa Kuno. Prasasti yang memiliki ukuran 160 cm X 80 cm X 75 cm ini ditemukan di Rejotangan, Tulung Agung, Jawa Timur.

4. Prasasti Talan

Prasati Talan diperkirakan sudah ada sejak tahun 1058 Saka atau 1136 Masehi. Prasati ini ditemukan di sekitar Desa Gurit, Blitar, Jawa Timur. Konon, Prasasti Talan bercerita mengenai masuknya Desa Talan ke wilayah Panumbang.

5. Prasasti Panumbangan

Prasasti Panumbangan adalah sebuah prasasti yang diperkirakan dibuat pada 2 Agustus 1120, yakni pada masa pemerintahan Maharaja Bameswara.

Prasasti Panumbangan sendiri berisi informasi tentang penetapan Desa Panumbangan sebagai desa yang bebas pajak kala itu.

6. Prasasti Ngantang

Prasasti Ngantang adalah prasasti yang berada di Malang, Jawa Timur. Namun saat ini sudah ditempatkan di Museum Nasional. Diperkirakan prasasti ini dibuat pada tahun 1135 Masehi atau 1057 Saka.

7. Prasasti Kertosono

Prasasti Kertosono merupakan prasasti seputar keagamaan. Diperikirakan prasasti ini berisi seputar keagamaan pada masa pemerintahan Raja Kamesywara, yang berkuasa pada tahun 1180 sampai 1190.

8. Prasasti Padelegan

Prasasti Padelegan merupakan prasasti yang berbentuk stella dengan puncak kurawal 145 cm, lebar atas dan bawah 81 cm dan 70 cm, dan memiliki tebal 18 cm. Prasasti ini menggunakan bahasa Jawa Kuno. Dijelaskan jika prasasti ini dibuat pada 11 Januari 1117 Masehi atau 1038 Saka.

9. Prasasti Ceker

Prasasti Ceker adalah prasasti yang sengaja dibuat guna memberikan penghargaan pada masyarakat Desa Ceker yang mengabdi pada Kediri.

10. Prasasti Sirah Keting

Prasasti Sirah Keting dibuat untuk mengenang para warga Desa Sirah Keting yang pengabdiannya sangat tinggi pada Kerajaan Kediri. Kala itu, yang memimpin adalah Raja Jayawarsa.

Kitab Peninggalan Kerajaan Kediri

1. Kitab Kakawin Bharatayudha

Kitab Kakawin Bharatayudha adalah kitab yang dikarang oleh Empu Sedah dan Empu Panuluh. Isinya sendiri menceritakan kisah perjuangan raja Jenggala, Jayabaya yang berhasil menaklukkan Panjalu.

Kisah tersebut dianalogikan dengan kisah peperangan antara Kurawa dan Pandawa dalam kisah Mahabrata.

2. Kitab Kresnayana

Kitab Kresnayana dikarang oleh Empu Triguna isinya seputar biografi serta sejarah Krisna, seorang anak yang mempunyai kekuatan luar biasa dan sering menolong orang lain dengan ikhlas. Pada kala itu, cerita Krisna sangat digandrungi oleh rakyat.

3. Kitab Gatotkacasraya

Kitab Gatotkacasraya dikarang oleh Empu Panuluh pada zaman Rajabaya.

Kitab ini berisi tentang Gatotkaca yang waktu itu dianggap sebagai pahlawan karena bisa menyatukan kembali putra Arjuna, yakni Abimayu dengan Siti Sundhari.

4. Kitab Smaradhana

Kitab smaradhana dikarang oleh Empu Dharmaja. Kitab ini menceritakan kisah Dewa Kama dan Dewi Ratih, sepasang suami istri yang hilang secara misterius.

Hilangnya mereka berdua dikarenakan terkena api yang keluar dari mata ketiga Dewa Syiwa.

5. Kitab Hariwangsa

Kitab Hariwangsa berisi tentang silsilah atau garis keturunan Wisnu atau sang Hari. Kitab Hariwangsa ini dibuat oleh Empu Panuluh pada masa Prabu Jayabaya, sekitar tahun 1135 – 1157 Masehi oleh.

6. Kitab Sumarasantaka

Kitab Sumarasantaka dikarang oleh Empu Monaguna. Kitab ini bercerita tentang kutukan Harini, seorang bidadari yang dikutuk menjadi manusia karena kesalahannya.

Namun, kutukan itu tidak selamanya, Harini hanya butuh waktu agar kutukan tersebut bisa hilang dengan sendirinya.

Demikian artikel tentang Sejarah Peninggalan Kerajaan Kediri lengkap yang bisa dijadikan sebagai referensi dan pengetahuan.

x

Adblock Detected

Harap Matikan Ad Blocker