Lifestyle

Apa Arti Iso Nyawang Raiso Nyanding? Ini Penjelasannya

Iso nyawang raiso nyanding merupakan ungkapan dalam bahasa Jawa yang memiliki arti “Bisa melihat, tapi tidak bisa mendampingi.”

Ungkapan ini menggambarkan situasi dimana seseorang mampu melihat atau menyaksikan sosok orang yang dicintai, tetapi tidak bisa menemani atau mendampingi.

Ungkapan ini menjadi populer ketika menjadi judul lagu yang dinyanyikan oleh beberapa penyanyi nasional.

Makna yang lebih dalam lagi dari kalimat iso nyawang raiso nyanding adalah menggambarkan rasa cinta yang mendalam, namun dipendam seorang diri.

Baca juga: Arti Kawula Mung Saderma, Mobah Mosik Kersaning Hyang Sukmo

Sebab, seseorang tersebut sadar bahwa cintanya hanya bertepuk sebelah tangan. Sehingga, ia hanya bisa mencintai secara diam-diam, meski sebetulnya rasa ingin memiliki sedang membuncah.

Ungkapan Jawa yang berisi tentang patah hati biasanya karena perbedaan status sosial sehingga sepasang kekasih tidak dapat hidup bersama.

Dalam budaya Jawa, terdapat banyak ungkapan dan peribahasa yang mengandung kearifan dan pengetahuan lokal.

Ungkapan Jawa adalah kumpulan frasa atau peribahasa yang berasal dari bahasa Jawa dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat Jawa.

Ungkapan Jawa sering kali digunakan untuk menyampaikan nasihat, memberikan motivasi, atau menggambarkan situasi tertentu dengan cara yang padat dan bermakna.

Penggunaan ungkapan ini juga menjadi bagian dari interaksi sosial yang menguatkan ikatan komunitas dan memberikan identitas budaya yang kuat.

Baca juga: Apa Arti Nuladha Laku Utama? Ini Jawaban dan Penjelasannya

Berikut ini adalah beberapa contoh lain ungkapan dalam Bahasa Jawa yang berisikan unsur cinta.

“Ora sembarang uwong bisa ngerti ati.” – Tidak semua orang dapat memahami hati.

“Kudu koyo klambi nempel, karo wong sing kok bakal.” – Harus seperti pakaian yang menempel, dengan orang yang akan menjadi pasangan hidup.

“Ngelmu iku pambudi cinta, apa sing golek, sing eling, sing ngerteni.” – Ilmu itu teman setia cinta, yang mencari, yang mengingat, yang saling mengerti.

“Gendhing iku koyo lungiting asmoro, ora ngombe ora pedot.” – Gending itu seperti air asmara, tidak minum tidak sirna.

“Cinta ana ing lathi, dening sejati.” – Cinta ada dalam hati, oleh yang tulus.

“Cinta iku kaya udan, ora bisa diredakake.” – Cinta itu seperti hujan, tidak bisa ditahan.

“Cinta iku gumantunge tresno, ora kedadean.” – Cinta adalah ikatan kasih sayang yang tidak berakhir.

x

Adblock Detected

Harap Matikan Ad Blocker